"Bhumi Laya Ika Tantra Adi Raja"
ya
bhumi pasareyane raja-raja agung kang mahardhika
mahanani
dadya tirta kang amartani tuwuhing jalma kang
tansah
amundhi dharmaning satriya tama nggone sedya
labuh
mring nagari.
Meresapnya Air Kedalam Blitar Yaitu
Bumi Pusara Raja-Raja Agung Yang
Merdeka Menjadi Timbulnya
Sumber-Sumber Air Yang Berpengaruh
Menumbuhkan Manusia Yang Senantiasa
Berkehendak Mendharma Bhaktikan
Dirinya Sebagai Satria Utama Untuk
Negara.
Asal
usul kota Blitar, tadi saya browsing-browsing dan menemukan artikel
tentang asal usul dari kota Blitar, Kota Blitar yang saya ambil sebagai
bagian dari nama blog saya. Jadi sengaja saya postingkan di sini.
Blitar sebuah tempat yang sejuk, tenang dan damai, jauh dari hingar bingar kekuasaan, tidak pernah menjadi sebuah wilayah pemegang kekuasaan negeri ini, baik dari zaman singosari, Kediri, majapahit, demak, pajang sampai mataram islam, namun bukan berarti tanpa prestasi, tanpa tokoh dan tidak diperhitungkan dalam sejarah panjang bangsa ini.
Tokoh – tokoh besar bangsa ini banyak yang tidak bisa dipisahkan dengan blitar, sebut saja Ir. Soekarno sang proklamator bangsa ini yang diakui sebagai orator ulung dunia, soepriyadi yang membuat geger jepang jaman pendudukan, gajah mada sang mahapatih majapahit yang mampu mempersatukan Nusantara konon juga tidak bisa dipisahkan sejarahnya dari wilayah ini, serta masih banyak lagi yang akhirnya membuat Ir. Drs. Poerwanto P., MA merasa perlu menggagas sebuah buku wong blitar yang berisi tokoh-tokoh blitar, dengan harapan semangat dan kebanggaan itu bisa menular dan menginspirasi generasi penerus untuk melanjutkan perjuangan dari para pendahulu.
Blitar sebuah tempat yang sejuk, tenang dan damai, jauh dari hingar bingar kekuasaan, tidak pernah menjadi sebuah wilayah pemegang kekuasaan negeri ini, baik dari zaman singosari, Kediri, majapahit, demak, pajang sampai mataram islam, namun bukan berarti tanpa prestasi, tanpa tokoh dan tidak diperhitungkan dalam sejarah panjang bangsa ini.
Tokoh – tokoh besar bangsa ini banyak yang tidak bisa dipisahkan dengan blitar, sebut saja Ir. Soekarno sang proklamator bangsa ini yang diakui sebagai orator ulung dunia, soepriyadi yang membuat geger jepang jaman pendudukan, gajah mada sang mahapatih majapahit yang mampu mempersatukan Nusantara konon juga tidak bisa dipisahkan sejarahnya dari wilayah ini, serta masih banyak lagi yang akhirnya membuat Ir. Drs. Poerwanto P., MA merasa perlu menggagas sebuah buku wong blitar yang berisi tokoh-tokoh blitar, dengan harapan semangat dan kebanggaan itu bisa menular dan menginspirasi generasi penerus untuk melanjutkan perjuangan dari para pendahulu.
Menurut beberapa buku sejarah terutama buku yang bernama bale latar, asal usul Kota blitar didirikan kurang lebih pada abad ke 15,
Dimulai
dari Nilasuwarna salah satu putra dari Adipati Wilatika Tuban. Dia
salah satu dari orang kepercayaan kerajaan majapahit yang di tugaskan
untuk membabat alas.
Seperti yang tertulis di dalam sejarahnya kota BLITAR dulunya adalah Hutan belantara yang belum pernah di datangi manusia.
NIlasuwarna
di beri tugas oleh kerajaan majapahit untuk menumpas prajurit tartar
yang bersembunyi di dalam hutan (saat ini kota blitar), di karenakan
prajurit tartar sudah melakukan kudeta (pemberontakan) yang membahayakan
kejayaan kerajaan majapahit.
Setelah
berhasil mengalahkan prajurit tartar, nilasuwarna di berikan hadiah
hutan yang menjadi tempat medan perang dengan prajurit tartar.
Kemudian
beliau diberikan gelar Adipati Arixo Blitar I oleh kerajaan majapahit,
seiring berjalannya waktu hutan tersebutpun di beri nama Balitar ( Bali
dan tartar ) untuk mengingatkan bahwa pernah terjadi peperangan melawan
prajurit tartar di tempat itu.
Mulai saat ini Adipati Ariyo Blitar I mulai menjalankan kekuasaan di bawah kerajaan majapahit.
Adipati
Ariyo Blitar I menikah dengan Dewi Rayung wulan dan memiliki seorang
putra bernama Djoko kadung. Tapi tak di nyana ditengah pemerintahannya
terjadi pemberontakan yang di lakukan oleh patihnya sendiri yang bernama
Ki Sengguruh Kinareja,
Setelah
berhasil melakukan kudeta Ki Sengguruh Kinareja mendapatkan gelar
Adipati Ariyo Biltar II. Mengetahui bahwa ayah kandungnya di bunuh Djoko
kadung pun akhirnya menuntut balas. Setelah berhasil menuntut balas
Djoko kadung pun di angkat menjadi Adipati Ariyo Blitar III.
Tetapi
di dalam sejarah yang kami baca bahwa Djoko kadung tidak mau menerima
gelar tersebut, tapi dia masih tetap memerintah secara de facto.
Setelah
di pimpin Djoko kadung Balitar di hibahkan kepada Belanda oleh
Kerajaan Kartasura Hadiningrat yang di pimpinan Raja Amangkurat. Blitar
pun menjadi salah satu kekuasaan belanda.
Setelah Indonesia merdeka pada sekitar tahun 1950an keluarlah undang-undang no 17 tahun 1950 bahwa BALITAR berubah menjadi BLITAR dan di bentuk sebagai kabupaten Blitar.
Begitulah
sekelumit pengetahuan tentang asal usul dari Kota Blitar, semoga
artikel ini bisa bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan Anda tentang
Sejarah Kota Blitar.
Silahkan tinggalkan komentar anda tentang artikel ini,,Terimakasih..
(sekar/Carapedia)
mmm...jadi begitu toh...cerita nya
ReplyDeleteiya gan..hohoho
ReplyDeleteane dari blitar gan kota lahirnya bung karno...yess....hehe